Rabu, 22 Maret 2017

Resensi Buku

Pengertian Resensi
Resensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku, ulasan buku.
Sedangkan kata “mengulas” itu sendiri mempunyai arti memberikan penjelasan dan komentar; menafsirkan (penerangan lanjut, pendapat, dsb); mempelajari (menyelidiki) dan kata “ulasan” mempunyai arti kupasan, tafsiran, komentar: 
Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku.
Tindakan meresensi dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas
Secara singkat, resensi ialah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.

B. Tujuan Resensi

Tujuan resensi adalah:
Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif (mendalam) tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku.
Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku.
Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah buku itu pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
Setelah mengetahui definisi serta tujuan dari resensi yang dibuat oleh resentator, kira-kira unsur apa saja yang terkandung di dalam sebuah resensi?
C. Unsur-unsur Resensi
Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut:

  •  Membuat judul resensi

Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidakharus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.

  •  Menyusun data buku

Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
– Judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul aslinya.);
– Pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku.);
– Penerbit;
– Tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
– Tebal buku;
– Harga buku (jika diperlukan).

  •  Membuat pembukaan

– Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:
– Memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;
– Membandingkan dengan buku
sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;
– Memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
– Memaparkan keunikan buku;
– Merumuskan tema buku;
– Mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
– Mengungkapkan kesan terhadap buku;
– Memperkenalkan penerbit;
– Mengajukan pertanyaan;
– Membuka dialog.

Tubuh atau isi pernyataan resensi buku


Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:
a. sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
b. ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
c. keunggulan buku;
d. kelemahan buku;
e. rumusan kerangka buku;
f. tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
g. adanya kesalahan cetak.

  • Penutup resensi buku

Bagian penutup, biasanya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa.
D. Tahap Penulisan Resensi
Terakhir, bagaimana cara membuat resensi itu sendiri? Bagaimana langkah-langkah di dalam membuat resensi yang baik?
Ketika melakukan kegiatan meresensi, hendaklah perhatikan langkah-langkah meresensi buku sebagai berikut.
1. Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi,mulai dari tema buku yang diresensi, disertai deskripsi isi buku,siapa yang menerbitkan buku itu, kapan dan di mana diterbitkan, tebal (jumlah bab dan halaman), format, hingga harga.Siapa pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan prestasi, buku atau karya apa saja yang ditulis, hingga mengapa ia menulis buku itu. Buku itu termasuk golongan buku yang mana: ekonomi, teknik, politik, pendidikan, psikologi, sosiologi, filsafat, bahasa, atau sastra.
2. Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti. Peta permasalahan dalam buku itu perlu dipahami secara tepat dan akurat.
3. Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data.
4. Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.
5. Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut:
  • Organisasi atau kerangka penulisan; bagaimana hubungan antara bagian yang satu dan bagian yang lain, bagaimana sistematikanya, dan bagaimana dinamikanya.
  • Isi pernyataan; bagaimana bobot ide, analisis, penyajian data, dan kreativitas pemikirannya, bahasa; bagaimana ejaan yang disempurnakan diterapkan, kalimat dan penggunaan kata, terutama untuk buku ilmiah.
  • Aspek teknis; bagaimana tata letak, tata wajah, kerapian dan kebersihan, dan pencetakannya (banyak salah cetak atau tidak). 

Sebelum menilai, alangkah baiknya jika terlebih dahulu dibuat semacam garis besar (outline) resensi itu. Outline ini sangat membantu kita ketika menulis, mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar dan kriteria yang kita tentukan sebelumnya.
Contoh Resensi Novel Bunga Cantik di Balik Salju

·         Identitas buku

Judul                     : Bunga Cantik di Balik Salju
Penulis                   : T. Andar
Penerbit                 : DIVA Press
Kota Terbit            : Yogyakarta
Tahun Terbit          : 2011
Cetakan                 : Ke-1
Deskripsi Fisik      : 458 hlm.; 19,5cm.
ISBN                     : 978-602-978-667-5
Sinopsis – Contoh Resensi Novel Bunga Cantik di Balik Salju
Di usia yang masih sangat muda, 19 tahun, Lana telah memutuskan untuk mengasuh Denniz, anak dari sahabatnya yang meninggal sewaktu melahirkan. Ayah si bayi sendiri, Brian, tidak mau mengakui anaknya. Pertentangan dari keluarga Lana jelas terjadi walau akhirnya mereka menerima Denniz dan membantu merawatnya.Hidup yang berat bagi Lana. Di usianya yang ke-25, dia memutuskan untuk tinggal sendiri bersama Denniz dan membiayai sendiri hidupnya dengan bekerja sebagai staf pengajar pada sebuah lembaga pendidikan asing.
Memiliki Denniz selama 6 tahun membuat Lana kebal saat orang-orang menatapnya dengan kagum, iba, sinis, atau pun jijik saat Denniz memanggilnya “mama”. Semua itu tidak mengubah apa pun, dia tetap mencintai Denniz dan menganggap keputusannya untuk mempertahankan Denniz adalah keputusan terhebatnya.
Cintanya kepada Denniz menjadikan dirinya mengabaikan kebutuhan dirinya sendiri, termasuk kebutuhan akan seorang laki-laki yang seharusnya mulai ia pikirkan untuk mendampingi hidupnya kelak.
Hingga suatu hari, hadirlah sosok Dhimas, laki-laki keren dan pujaan banyak wanita memasuki kehidupan Lana. Dhimas yang hanya mengetahui bahwa Lana adalah seorang Ibu dengan satu anak menerima Lana apa adanya, seburuk apapun masa lalu Lana tanpa ia tau keadaan yang sebenarnya.
Namun tidak semudah itu untuk Lana menerima Dhimas sebagai pendamping hidupnya, serta menjadi pabrik figur seorang Ayah untuk Denniz. Butuh pertimbangan yang tidak sedikit untuk hal itu, hingga ia memutuskan untuk menerima Dhimas sebagai Suaminya.
Akhirnya, Lana menerima Dhimas, dan mereka segera menikah. Hingga suatu ketika Dhimas mempertemukan Lana dengan keluarga besar Dhimas, terbukalah rahasia besar bahwa sebenarnya Lana belum pernah melahirkan seorang anak dan membuat Dhimas sangat terkejut.
Lana dan Dhimas akhirnya resmi menikah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar